taeoh9

Author : bellecious0193
Rate     : PG17
Length : Long Shoot
Casts :
Na Ra Wu
Wu Yi Fan aka dr. Wu
Kim Young Jae aka Jae Jae ( Jongin and Eun Hee’s soon)
Kim Jongin
Kim Eun Hee aka Jo Eun Hee

Musim gugur telah berganti menjadi musim dingin. Udara dingin dengan suhu dibawah 0 derajat semakin setia memeluk Seoul yang kini permukaan tanahnya sudah putih tertutup salju.
Gadis yang kini menyandang status sebagai Mrs. Wu itu masih nyaman berada di tempat tidurnya, seolah gaya gravitasi ranjangnya sedang sangat besar membuatnya enggan beranjak.

Tak berapa lama pintu kamar tempat Na Ra tidur terbuka, menampilkan sosok tinggi menjulang nan tampan bernama Wu Yi Fan, suaminya.
Pria itu membawa sebuah nampan berisi sandwich dengan extra mayonnaise dan segelas plain milk favorit Na Ra.
Ia tersenyum mendapati istrinya masih nyaman di balik selimut tebal yang membungkus tubuh polosnya. Jemari panjangnya membelai pipi gadis itu pelan, menyingkirkan anak rambut yang menjuntai dan menghalangi pandangan pria itu pada wajah cantik istrinya yang seolah tak puas ia pandangi.
Gadis itu menggeliat, merasakan sentuhan lembut nan dingin di pipinya, perlahan ia membuka mata dan tersenyum mendapati sosok Yifan sudah duduk manis di ranjang mereka.

“Good Morning Mrs. Wu” sapa Yifan dengan ramah.

“Good Morning Mr. Wu”

“Bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak?” Yifan mengerling pada sosok Na Ra di depannya.

“Kau membuatku terbangun sampai jam 3 pagi dan kau bertanya apakah aku tidur nyenyak?” Gadis itu mempoutkan bibirnya kesal.

“Maaf sayang… aku hanya, kau sangat cantik semalam aku bahkan sama sekali tidak tidur hanya untuk memandangi wajahmu yang penuh keringat setelah kita bercin-“

Chu~

Na Ra menyambar cepat bibir Yifan, mencegah namja itu menyelesaikan kalimat yang akan membuat pipinya merona seperti kepiting rebus.

“Jangan katakan apapun, jebal” Gadis itu memeluk suaminya, mencegah pria itu melihat ke wajahnya yang memerah.

“Hey…kenapa kau masih saja malu? Kau seperti baru pertama kali saja melakukannya denganku” Pria itu menarik Na Ra dan menatap lekat iris coklat terangnya.

“Sshhh… shut up” gadis itu beranjak dari tempat tidurnya sambil menarik sebuah selimut putih tebal untuk membalut tubuhnya.

“You should eat your breakfast first dear” Yifan berusaha mencegah Na Ra yang sudah meluncur dan menutup keras pintu kamar mandi.

Gadis itu membuka pintu kamar mandi dan menyembulkan kepalanya dari sana.

“I’ve gotten my breakfast, thanks hubby” dan cepat-cepat ia menutup pintu kamar mandi, terlalu malu melihat ekspresi Yifan.

Pria itu tersenyum melihat tingkah istrinya, bersama Na Ra selalu saja membuatnya gembira seolah itu adalah hari pertama mereka jatuh cinta dan seperti tidak ada hari esok lagi.

**

Yifan sedang merapikan tempat tidur yang sudah tidak berbentuk karena ulah mereka semalam saat tiba-tiba bel rumah mereka berbunyi. Ia meninggalkan aktifitasnya dan segera turun untuk melihat siapa yang datang.
Pria Chinese-Canadian itu langsung tersenyum sumringah melihat kedatangan tamunya, Kim Family. Jae Jae yang sudah berusia 2 tahun langsung merentangkan tangannya begitu melihat Yifan, pria itu dengan sigap menggendong Jae Jae dan si balita laki-laki tersenyum senang sembari memeluk erat leher Yifan.

tumblr_ndicpvaand1rwfnhco1_500

Uncleeeeeeee~” putra semata wayang keluarga Kim itu sudah mulai lancar menyebutkan nama panggilan Yifan, membuat pria itu tidak tahan untuk tidak mencium pipi tembam Jae Jae.

“Kau lihat Eun Hee, anak kita memang lebih menyayangi Hyung daripada aku yang notabene adalah ayah kandungnya” Jongin merengut melihat tingkah Jae Jae yang selalu saja lengket dengan Yifan.

“Jangan berkata macam-macam Jong!” Eun Hee menggeram tertahan, cukup keras sampai Yifan dan Jae Jae bisa mendengarnya.

“Jongg…boooo~ kikikiki” Jae Jae terkikik geli sambil meledek ayahnya, ia begitu senang saat ibunya memanggil nickname ayahnya.

“Eh selamat pagi Mr dan Mrs. Kim maaf aku terlalu errr…. Bersemangat menyambut Jae Jae. Masuklah” Yifan membukakkan pintu rumahnya lebih lebar, mempersilahkan Kim Family untuk masuk ke rumahnya.

Hyung… apa kau punya obat agar Jae Jae bisa selengket itu denganku?” Jongin memulai pertanyaan bodohnya di pagi hari.

“Jong, kau keracunan jamur lagi?” Eun Hee refleks memegang dahi Jongin yang segera ditepis namja itu.

“Aku masih waras Eun Hee-ya”
Yifan terkekeh geli melihat tingkah pasangan itu.

“Jonginnie… Jae Jae adalah anak biologismu, kau tidak memerlukan obat apapun untuk membuat Jae Jae dekat denganmu”

“Tidak hyung, lihat dia bahkan langsung memelukmu begitu melihatmu” Jongin mempoutkan bibirnya, bersikap begitu ke kanak-kanakkan.

“Jae Jae hanya merindukanku, aku kan sudah tidak bertemu dengannya selama 3 hari, betul kan cutie Jae?”

“Neeehhhhhh~” Jae Jae menjawab pertanyaan Yifan sembari mengerjapkan matanya memandang sosok uncle dan appanya secara bergantian.

“Jadi Jae Jae kemari bersama appa” Jongin merentangkan kedua tanganya mencoba meminta Jae Jae agak mau berpindah ke pelukannya, tapi belum sempat Jae Jae melontarkan penolakannya seperti biasa sosok Na Ra datang dari lantai dua sembari membawa nampan yang tadi di bawa Yifan.

“Hey good morning Mr and Mrs. Kim and good morning cutie Jae” melihat sosok Na Ra Jae Jae langsung beringsut meminta turun dari pangkuan Yifan dan berlari menuju Na Ra.
Balita itu langsung memeluk erat kaki Na Ra membuat nampan yang sedang di pegangnya hampir saja terjatuh.

“Oh my Good what are you doing? Ya Tuhan cutie Jae kenapa selalu seperti ini?” Na Ra berjengit ngeri, tapi Jae Jae justru mengerjapkan matanya dan melempar senyum terbaiknya.

“Molningggg ontie” Jae Jae manjawab salam Na Ra dengan logat cadelnya.

“Oke cutie Jae jadi bisakah kau melepaskan auntie, auntie tidak bisa bergerak” Na Ra mencoba membujuk Jae Jae tapi ia justru semakin mengeratkan pelukannya di kaki Na Ra sembari menggelengkan kepala.

“God, Yifan tolong aku” Na Ra setengah berteriak meminta pertolongan Yifan, dan pria itu justru terkekeh geli melihat tingkah Na Ra dan Jae Jae.

“Mau bagaimana lagi? Jae Jae merindukanmu sayang” Yifan menjawab enteng.

“Tapi, apa harus seperti ini?”

‘’Kikiki….’’ Jae Jae terkikik geli mendapati ekspresi ketidaknyamanan Na Ra yang semakin kentara.
Eun Hee berinisiatif untuk menghentikan drama keluarga itu di pagi hari yang dingin itu.

“Sayang, kemarilah.. auntie sedang membawa nampan, nanti bisa jatuh” dengan suara terlembutnya Eun Hee mencoba membujuk putranya, Jae Jae seperti biasa lebih menurut pada ibu daripada ayahnya.

Pelukan Jae Jae mengendur dan kesempatan itu digunakan Na Ra untuk segera menjauh dari sisi balita itu.
Eun Hee tertawa diikuti dengan Jae Jae, sepertinya putranya itu sangat suka menggoda Na Ra Wu yang tampak anggun dan cantik tapi selalu berubah konyol saat berhadapan dengan balita seperti dirinya.

Na Ra mengatur nafasnya yang terengah-engah paska skin-shipnya dengan Jae Jae. Ia segera meminum sebotol penuh air mineral dalam sekejap.

“Kau baik-baik saja sayang?” sosok Yifan yang entah kapan datang sudah berada di sisinya dan memeluk bahu istrinya, khawatir.

“Tidak, aku tidak baik-baik saja” Na Ra menjawab jujur lalu detik berikutnya ia merasakan peluk hangat Yifan yang melingkupi tubuhnya.

“Sudah tidak apa-apa, Jae Jae begitu menyukaimu jadi dia ingin selalu dekat denganmu” Yifan membelai lembut rambut panjang istrinya.

“Geshhh… mereka romantis sekali, membuatku iri” Eun Hee menatap lekat pasangan Wu yang sedang berpelukan hangat.

Ontieeeee…. Uncleeeeee” Jae Jae menunjuk polos pada Na Ra dan Yifan, entah terkesima atau semacamnya Eun Hee tidak menutup kedua mata Jae Jae, membuat balita itu melihat adegan yang tidak seharusnya dilihat balita seusianya itu.

“Kim Eun Hee, Kim Young Jae, bagaimana kalian bisa begitu kagum hanya melihat pasangan yang sedang berpelukan?”

“Shhh… Jong, diamlah kau menganggu”

“Ppaaa… shhhhhh” Jae Jae menirukan ucapan ibunya sembari meletakkan telunjuk di depan bibirnya, mengisyaratkan Jongin agar tidak berisik.

“Yak! Kim Eun Hee kau bahkan sudah memiliki suami yang tampan, -“

“-dan seksi dan menggoda. Aku tahu sayang. Aku hanya kagum dengan dr Wu, dia begitu pengertian ‘’

‘’Aku juga pengertian Eun Hee-ya ‘’ Jongin melipat kedua tangannya di depan dada.

‘’Hey aku tidak sedang membandingkanmu dengan dr . Wu, tentu saja Kim Jonginku yang terbaik” Eun Hee memuji Jongin jujur.

“Jinjja?”

“Eum, tentu saja. Jadi, bisa kita katakana tujuan kita kemari? Kita sudah hampir terlambat Jong” Eun Hee melirik arlojinya.

“Ya Tuhan aku hampir lupa!!” Jongin menepuk dahinya keras yang disambut dengan gelengan kompak Eun Hee dan Jae Jae.
Pria tan itu melangkah menuju pasangan Wu yang ada di dapur.

“Eum.. Maaf menganggu tapi bisakah-” Jongin tidak bisa melanjutkan kalimatnya, merasa tidak enak sudah mengganggu acara beromantis ria pasangan itu.

“Kau tidak menganggu Jonginnie” Yifan menjawab Jongin, tangannya masih melingkar protektif di pinggang Na Ra.

“Jadi begini, aku dan Eun Hee ada acara bisnis di Hokkaido selama 2 hari dan ayah ibu kami juga sedang di luar negeri jadi bisakan kami menitipkan Jae Jae untuk dua hari ini? Aku sudah menyarankan Eun Hee untuk menitipkannya di penitipan anak tapi ini yang kudapat” Jongin menyingkap lengan kemejanya dan menampilkan bekas keunguan seperti habis di pukul atau semacamnya. Na Ra Wu bahkan sudah menutup mulutnya kaget dengan luka Jongin.

“Are you ok Mr.Kim?” Gadis itu melontarkan pertanyaanya, masih dengan suara gemetar, efek skin-shipnya dengan Jae Jae.

“Aku tidak apa-apa Mrs. Wu ini sudah menjadi hal biasa jadi errr.. Bisakah? ” Dengan ragu-ragu Jongin menanyaka kesedian keluarga Wu.

“Aku tergantung Na Ra, karena besok aku ada operasi penting jadi chérie apa kau mau menjaga Jae Jae untuk dua hari ini?” Yifan memandang istrinya, menyerahkan semua keputusan padanya.
Na Ra menarik nafasnya dalam dan memandang ke arah Jae Jae dari kejauhan, balita itu sedang menepuk-nepukkan tangan sembari memandang lurus ke arahnya.

“Aku tentu tidak akan memaksamu sayang” Yifan berbisik lembut ditelinga istrinya.

“Baiklah, aku errr..maksudku kami akan menjaga Jae Jae selama dua hari, tapi Mr. Kim apa kau yakin putramu akan baik-baik saja bersamaku, yah..kau tahu kan bagaimana aku eum…dengan anak kecil?”

“Jae Jae begitu menyukai kalian, dia bahkan lebih menuruti perkataan dr. Wu daripada aku, jadi aku yakin uri Jae Jae akan baik-baik saja” Jongin menjawab yakin pertanyaan Na Ra.
Jongin mengerling pada istrinya sekilas agar istri dan putranya mendekat ke arah mereka.

Hyung dan Mrs. Wu sudah setuju untuk menjaga Jae Jae jadi bisakah kau tidak melakukan kekerasan lagi padaku” Jongin menunjuk bekas lukanya membuat Eun Hee menunduk malu.

“Iya Jong maaf, salahmu sendiri menyuruhku menitipkan Jae Jae, dia ini anak kita bukan sekarung beras”

“Aku tidak menyamakan Jae Jae dengan sekarung beras Eun Hee-ya, aku hanya mengatakan dia sebagai sekaleng lemak, lihat dia gendut sekali, dan perutnya oh ya Tuhan” Jongin menunjuk-nunjuk perut Jae Jae dengan telunjuknya.

“Ya Tuhan Jong apa maksud-”

“Hey kalian kan akan ke Hokkaido kalian bisa terlambat” Na Ra memutuskan untuk menghentikan perdebatan pasangan itu yang bisa berlangsung selama berjam-jam.

Eoh mianhae” Jongin dan Eun Hee menjawab secara serempak, penuh rasa bersalah seperti anak sekolah dasar yang baru saja ketahuan melakukan kesalahan.

It’s ok, jadi apa yang harus aku lakukan untuk menjaga Jae Jae?”

“Aku sudah menuliskan semuanya disini Mrs. Wu” Eun Hee mengangkat sebuah book note pink dari saku mantelnya

“-dan untuk pakaian dan makanannya sudah aku siapkan juga. Semua kebutuhan Jae Jae ada di tas itu Mrs.Wu” Eun Hee sekali lagi menunjuk pada sebuah tas bermotif panda yang ia bawa tadi.

“Oke, apa hanya itu?” Na Ra bertanya dengan detail, ia tidak mau melakukan kesalahan. Gadis itu adalah sosok perfeksionis.

“Aku rasa semua sudah cukup, baik Mrs. Wu dan Mr. Wu aku mempercayakan hidupku ah tidak maksudku putra semata wayangku”

“Aku sungguh berhutang budi pada kalian, aku akan membawakan kalian sebuah Cadillac Escalade terbaru sebagai hadiah” Jongin menambahkan dengan asal.

“Cadillac Escalade? Itu bahkan baru akan keluar tahun depan Jonginnie” Yifan menanggapi kalimat bodoh Jongin, dan pemilik Kim Industries itu lupa dengan siapa dia berbicara,pasangan suami istri pengoleksi mobil tentu paham betul.

“Benarkah Hyung? Kekekeke..mian aku tidak tahu” Jongin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Eun Hee ingin sekali menceburkan Jongin ke kolam renang yang ada di belakang rumah keluarga Wu, kesal dengan tingkah idiot suaminya yang sering melewati batas.

**
Sepeninggal Jongin dan Eun Hee, kini tinggalah Mr dan Mrs Wu beserta cutie Jae.
Na Ra masih menjaga jarak dari balita yang entah kenapa justru semakin ingin terus dekat dengannya.

“Ontiee boooo booo~” Jae Jae menggembung-gembungkan pipinya mencoba menarik perhatian Na Ra yang tengah sibuk membaca sebuah teater Prancis berjudul Le Balcon karya Jean Genet.

“Dia ingin main denganmu sayang, kau bisa membaca teatermu nanti, aku yakin Monsieur Genet tidak akan keberatan” Yifan datang membawa sekotak penuh mainan.

“What is it?” Na Ra menunjuk pada kotak yang dibawa Yifan.

“Mainan untuk cutie Jae tentu saja, hey cutie Jae kemari bersama uncle, kau mau main apa?” Jae Jae dengan bersemangat menghampiri Yifan dan memilih setumpuk mainan yang ada.

Pilihannya terjatuh pada miniatur Thor dan Hulk, karakter Marvel yang selalu menjadi favoritnya.

“I’m THOR!!!” Yifan menirukan gaya Thor membuat balita itu terkikik kegirangan.

“Kikiki.. Ulk..ulk” Jae Jae mengambil posisi kuda-kuda dan memukul-mukul dadanya menirukan gaya Hulk saat beraksi. Balita itu tidak bisa mengucapkan huruf “H” dengan sempurna sehingga dia terdengar seperti mengucapkan “Hulk” dengan logat Prancis yang kental.
Oh, kalian tentu tidak lupa “H” tidak dibaca dalam bahasa Prancis.

Yifan bahkan sudah terpingkal-pingkal melihat tingkah Jae Jae saat menit selanjutnya balita itu berguling kesana kemari menirukan gaya Hawk Eye yang sedang memanah.
Sedari tadi Na Ra hanya mengerjap-ngerjapkan matanya memandangi dua tingkah lelaki berbeda generasi di depannya.

“Kenapa Yifan begitu bahagia dengan Jae Jae? Dia bahkan tidak pernah mengatakan apapun soal anak kepadaku” Na Ra menggerutu, lebih kepada dirinya sendiri karena Yifan sedari tadi mengabaikannya dan terus berkonsentrasi bermain pada Jae Jae.
Oh ayolah Na Ra Wu, kenapa kau harus cemburu pada seorang balita?

“Cutie Jae kau sudah lelah?” Yifan menanyai Jae Jae saat balita itu sudah berhenti berguling-guling.

“Neeeh” balita itu mengangguk cepat saat Yifan menanyainya.

“Kau mau makan? Mau uncle buatkan sesuatu?”

“Ontieeee” jari-jari Jae Jae justru menunjuk pada Na Ra yang juga tengah sibuk melihat ke arah mereka.

“Kau mau masakan auntie eoh?”
Jae Jae mengangguk cepat, membuat Yifan kembali tersenyum.

Chérie, kau lihat Jae Jae ingin masakan buatanmu”

“Celiiii kikiki..ontiieee celiiiii” Jae Jae menirukan panggilan sayang Yifan pada Na Ra sambil terkikik begitu imut, sehingga tanpa sadar dua sudut bibir Na Ra tertarik, membentuk sebuah senyuman.

“Baiklah auntie akan masak untukmu, kau suka ayam goreng kan? Auntie akan masak fried chicken untukmu, eotte?”

“Cikin cikin cikin” Jae Jae mengepak-ngepakkan tangannya menirukan tingkah ayam sambil berputar-putar.
Na Ra kembali tertawa, balita ini sungguh manis, batinnya.

Oh God, ni hen ke ai ( u are so cute )” gadis itu dengan jujur memuji dalam bahasa mandarin yang juga dikuasainya, ia lalu beranjak ke dapur untuk memasak fried chicken seperti yang sudah dijanjikannya pada Jae Jae.

“Kau lihat? Auntie begitu meyayangimu cutie Jae, kau harus berusaha keras lebih keras, ok?” Yifan berbisik pada Jae Jae begitu Na Ra sudah di dapur.

“Okeee” Jae Jae menjawab sembari mengacungkan ibu jarinya ke udara.

**
Yifan dengan telaten menyuapi Jae Jae yng kini tengah duduk manis di pangkuannya, pria itu bahkan mengabaikan makannya sendiri demi menyuapi Jae Jae.

Na Ra hanya terus memandangi keduanya secara bergantian sembari memakan chicken with mayonnaise buatannya sendiri.
Jae Jae dan Yifan terlihat seperti ayah dan anak, tentu saja terlepas dari wajah mereka yang sama sekali tidak mirip karena 80 % wajah Jae Jae merupakan duplikasi ayahnya yang tampan, seksi, dan menggoda Kim Jongin.

“Cutie Jae kau harus makan sayur agar kau bisa tumbuh tinggi seperti uncle,oke?” Yifan berbicara sembari menyuapkan sesendok kecil salad sayur ke mulut Jae Jae.

Na Ra menopang dagunya dengan salah satu tangannya.
“Fan Fan, kau bahkan tidak suka memakan sayuran, tapi kau menyuruh Jae Jae memakan semua salad yang ada”

“Kekeke.. Dia harus banyak makan sayur, dia kan sedang dalam masa pertumbuhan”
Dan demi Tuhan ini untuk pertama kalinya Yifan bertingkah begitu cute di depannya setelah selama ini dia hanya tahu sisi manis dan dewasa Yifan.

“Cha ~ sudah selesai kan? Sekarang kau tahu? Saatnya tidur siang”

“Boooo ~ shileo shileo” Jae Jae menolak saat Yifan mengajaknya tidur siang.

Wae? Kau harus istirahat cutie Jae”

“Shileooooooo” Jae Jae melipat kedua tangan mungilnya di depan dada.

“Cutie Jae kau harus tidur siang, kau harus istirahat okey?” Kali ini giliran Na Ra yang membujuk balita itu, gadis itu tersenyum, memamerkan eye smile-nya yang menawan.
Seperti terhipnotis Jae Jae mengangguk dengan bujukan Na Ra dan segera berlari ke sofa ruang tengah keluarga Wu, membaringkan tubuh mungilnya disana.

Daebak ~ bahkan seorang balita menyukai istriku” Yifan berbicara sambil terkekeh dan menghampiri Jae Jae yang tengah memejamkan matanya di sofa.

“Cutie Jae, ayo pindah ke kamar” Yifan segera menggendong balita itu dan memindahkannya ke kamar mereka.
Na Ra hanya memandang keduanya dan memilih untuk membereskan meja makannya. Skin ship dengan Jae Jae? Sepertinya istri sah Wu Yi Fan itu masih menghindarinya.

**
Malam harinya, Jae Jae tidur di antara keduanya, sedikit aneh baik bagi Yifan maupun Na Ra karena biasanya Yifan akan memeluk pinggang istrinya sementara Na Ra menenggelamkan kepalanya ke dada bidang Yifan yang amat nyaman, tapi karena ada Jae Jae tentu mereka tidak mungkin melakukannya kan?

“Yifan, you sleep huh?” Na Ra berbicara pada sosok Yifan yang ada di depannya, pria itu sudah memejamkan mata tapi entah kenapa Na Ra masih ingin berbicara pada suaminya itu, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

“Hmmm.. Ada apa sayang?” Yifan membalas dengan suara beratnya.

“Aku tidak bisa tidur Fan Fan”

“Apa karena aku tidak memelukmu huh?”

“Mungkin begitu”

“Jadi, aku harus memelukmu sekarang, baiklah aku akan berpindah ke sisimu” Yifan sudah menyibakkan selimutnya dan beranjak ke sisi Na Ra saat Jae Jae tiba-tiba memiringkan tubuhnya dan menaruh kaki mungilnya di paha Yifan.

“Eh.. Cutie Jae?” Yifan sedikit terkejut.

“Sepertinya dia tidak ingin kau memelukku malam ini, sudah kau tetap disana saja Fan Fan”

“Tapi bagaimana jika kau tidak bisa tidur malam ini ? Kepalamu akan terasa pusing besok pagi”

“Hei aku punya suami seorang dokter, apa aku perlu khawatir saat aku sakit?”

“Na Ra Wu, aku tidak ingin kau sakit”

“Aku juga tidak mau, jadi tetaplah disana, Jae Jae sangat menyukaimu Yifan”

“Cutie Jae lebih menyukaimu, dia bahkan menuruti apapun perkataanmu”

“Tidak semuanya Fan Fan, dia begitu suka memelukku, dan aku tidak suka itu. Dia selalu menolak setiap kali aku memintanya melepaskan pelukannya padaku” Na Ra mulai mencurahkan isi hatinya.

“Itu karena dia sangat menyayangimu ma chérie, dia suka melakukan skin ship denganmu karena dia merasa nyaman di sisimu, kau punya banyak kasih sayang yang terkadang bahkan tidak kau sadari”

“Fan Fan, I don’t like children

But you do, kau menyukai ah tidak bahkan menyayangi mereka. Kau hanya tidak tahu bagaimana menunjukkannya pada mereka. Kau tidak tahu bagaimana menunjukkan sisi lembutmu, karena yang ada dalam pemikiranmu adalah kau dilahirkan sebagai Lily Charlotte Duerre Evans si pewaris tunggal Ritz Evans Corp, kau tidak pernah benar-benar memikirkan dirimu sendiri sayang. Kau selalu memikirkan orang lain, bagaimana membuat mereka bahagia. Dan aku bertaruh bahwa kau bahkan tidak pernah memikirkan anak karena kesibukanmu” Yifan berbicara panjang lebar.

“Fan Fan.. ”

“Aku tidak pernah memaksamu melakukan sesuatu yang tidak kau suka kan? Aku juga tidak akan memaksamu menyukai Jae Jae atau bahkan memiliki anak, tapi sayang… Kau perlu memikirkan dirimu juga, memikirkan kebahagiaanmu agar kau juga bisa lebih banyak mengeluarkan sisi lembutmu. Kau bisa saja jadi Lily Evans yang disegani tapi saat disini saat bersamaku dan diluar Ritz Evans Corporation kau adalah gadis biasa, istri sah Wu Yi Fan. Kau tidak perlu bersusah payah menjadi orang lain, karena semua orang akan otomatis menyukaimu dan kau selamanya akan menjadi My Na Ra, my first and last in your complete and incomplete” pria itu berbisik lembut agar tidak menganggu tidur Jae Jae.

Na Ra terdiam, Yifan belum pernah berbicara seperti ini padanya, pria itu akan menerima apapun keadaanya. Dan setiap kalimat yang terlontar dari bibir Yifan menyadarkannya betapa Yifan memahaminya jauh lebih banyak daripada ia memahami dirinya sendiri.

“Je t’aime pour toujours Monsieur Wu” (I love you forever Mr. Wu).
Hanya kalimat itu yang keluar dari bibir Na Ra, ia tidak tahu lagi apa yang harus dikatakannya, ia merasa bahwa dia lah gadis paling beruntung di dunia karena Tuhan sudah mengirimkan Yifan di sisinya.
Pria yang sudah mengubah hidupnya, membuatnya lebih mencintai dirinya dan entah apa yang dilakukan Yifan pria itu mampu sedikit demi sedikit melepaskan dirinya dari belenggu orang tuanya yang otoriter.
Dan yang lebih penting Wu Yi Fan sudah mengajari Na Ra bagaimana mencintai dan dicintai, sebuah hal yang tidak pernah Na Ra pelajari dari kedua orang tuanya yang selalu sibuk bekerja dan melakukan pekerjaan bisnis ke berbagai negara.
Yifan sudah akan meraih dan mencium bibir Na Ra saat terdengar suara Jae Jae yang bergerak tidak nyaman dalam tidurnya.

“Hik..hik..ppaaaaa~ maaaa~ hik hik”

“Sepertinya Jae Jae cemburu jika aku menciummu di depannya” Yifan mengedipkan sebelah matanya dan menepuk-nepuk Jae Jae pelan.

“Sshhhhh.. Uncle disini cutie Jae tenanglah hmmm” Yifan sesekali menciumi balita itu dan mengusap-usap pelan kepalanya.
Jae Jae kembali menggeliat dan membalikkan tubuhnya menghadap Na Ra, tangan mungilnya bahkan sudah melingkar di pinggang Na Ra membuat gadis itu hampir menjerit.

“Eh cutie Jae, ya Tuhan Fan Fan, what to do?” Na Ra mengerang frustasi.

“Shhhh.. Tenanglah, anggap saja Jae Jae yang menggantikanku memelukmu sepanjang malam. Bonne nuit chérie (good night honey)

” Yifan terkekeh geli sambil menarik selimutnya hingga sebatas dada, tersenyum dalam tidurnya membayangkan ekspresi tegang istrinya.

**
Yifan terbangun keesokan paginya sambil meraba sisi tempat tidurnya dan ia terkejut saat sosok lain menyapa pagi harinya.
Disana ada Jae Jae tengah duduk bersila dengan mata setengah tertutup, sesekali Jae Jae menguap, dan kembali memejamkan mata.

“Good morning Jae Jae, jika kau masih mengantuk kenapa tidak tidur lagi hmm?”
Ia segera menyapa Jae Jae, beruntung dia tidak memiliki amnesia akut dan berteriak di pagi hari seperti Kim Jongin.

“Ontieee laaaaaa..ontieeee” Jae Jae masih memejamkan matanya sembari memanggil-manggil nama Na Ra.

“Eh auntie dimana? Aku rasa dia sedang menyiapkan sarapan super enak untuk kita, jadi cutie Jae in saatnya mandi” Yifan segera menyibakkan selimutnya dan mengangkat Jae Jae yang masih setengah sadar ke kamar mandi.
Yifan tidak mungkin meminta Na Ra untuk memandikan Jae Jae kan?

Setelah 20 menit membersihkan diri dan memandikan Jae Jae, Yifan menuruni tangga rumahnya sambil menggendong putra tunggal keluarga Kim itu, mereka segera menuju dapur begitu mencium bau harum roti bakar.

Good morning” Yifan menyapa istrinya dan mencium singkat bibir istrinya sembari menutup mata Jae Jae.

Good morning Fan Fan, and morning cutie Jae”

“Molllninggg ontieeee” Jae Jae dengan bersemangat menyapa Na Ra.

You are so cute! Duduklah. Auntie akan menyiapkan sarapan untukmu”
Dengan patuh Jae Jae duduk di pangkuan Yifan sementara Na Ra mengoleskan selai coklat pada roti panggang buatannya.

“Fan Fan, dudukkan Jae Jae disini” Na Ra menunjuk kursi di sebelah Yifan.

“Wae? Dia akan kesulitan makan jika aku tidak memangkunya Na Ra-ya”

“Aku yang akan menyuapinya, kau ada operasi penting kan hari ini? Kau tidak boleh terlambat” Yifan baru akan mengeluarkan kalimat pertanyaan saat Na Ra menatapnya tajam, mengisyaratkan agar pria itu tidak bertanya lebih jauh.

Yifan segera mendudukkan Jae Jae di sisinya, menuruti keinginan istrinya. Na Ra menarik sebuah kursi lain sehingga posisinya dengan Jae Jae berhadapan.

“Nah Jae Jae ayo makan sarapanmu aaaa ~” Na Ra menyuapkan sepotong roti berselai coklat yang langsung di telan dengan lahap oleh Jae Jae.

“Masshhhhhiiitaaaahhh” balita itu kegirangan.

“Kau menyukainya cutie Jae?”
Jae Jae hanya mengangguk karena ia terlalu sibuk mengunyah.
Yifan hanya sesekali melirik ke arah mereka sambil mengulum senyum, sepertinya rencananya berhasil.

“Fan Fan kau bisa terlambat cepat kau harus segera berangkat” Na Ra segera mengingatkan Yifan mengenai operasi pentingnya.

“Eh iya.. ya Tuhan” pria itu segera menyelesaikan sarapannya dan meminum plain milk di depannya.

“Tapi sayang apa tidak apa-apa kau hanya berdua dengan Jae Jae di rumah?” Pria itu mengutarakan ke khawatirannya.

“Kau tenang saja aku akan menjaga cutie Jae, lagipula kan nanti siang Mr dan Mrs Kim sudah kembali dari Hokkaido. Cutie Jae kau akan bersama auntie hari ini, tidak apa-apa kan?” Na Ra mengerling pada Jae Jae yang masih sibuk mengunyah, balita itu hanya mengerjap-ngerjapkan matanya dan kembali terfokus pada makanannya.

“Yasudah, hubungi aku jika ada apa-apa” Yifan mengecup dalam dahi istrinya.

“-dan kau cutie Jae, uncle titip auntie, kau harus menjaganya dengan baik” pria itu juga mengecup dahi Jae Jae yang nampaknya tidak begitu peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya karena ia sedari tadi sibuk mengunyah.
Balita itu benar-benar menyukai makanan.

**
Kim Young Jae tengah sibuk menonton acara kartun di Discovery Channel sementara kini Na Ra tengah sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.
Tak berapa lama Jae Jae yang mudah bosan menarik-narik lengan t-shirt yang Na Ra kenakan.

“Ontieeee… Ontieeeee”

“Kau kenapa cutie Jae?” Na Ra sebisa mungkin tidak berjengit saat Jae Jae duduk di sisinya dan segera meletakkan kepalanya di pangkuan gadis itu.

Jae Jae hanya menunjuk-nunjuk arah luar.
“Ah kau bosan? Mau keluar rumah sebentar?”

“Neeeh” bayi itu langsung bangkit dan turun dari sisi Na Ra.

“Hei tunggu dulu kau harus mengenakan pakaian hangat” Na Ra mencegah Jae Jae yang sudah akan berlari keluar dan memeriksa isi tas yang di bawa Eun Hee kemarin.
Dahi gadis itu mengernyit mendapati sebuah pakaian kura-kura disana. Tapi, ia tidak punya pilihan karena itulah satu-satunya pakaian hangat yang dibawakan Eun Hee untuk Jae Jae.

“Cutie Jae kemari, kau harus memakai ini” Jae Jae yang memang sangat penurut pada Na Ra segera menghampiri gadis itu.
Dengan sedikit tergugup Na Ra memakaikan pakaian hangat itu ke tubuh Jae Jae. Tanpa di duga tangan mungil Jae Jae menyentuh pipi Na Ra, membuat gadis itu membulatkan matanya.
Satu tangan Jae Jae yang lain juga menyentuh pipi Na Ra.

“Ontieee… Yeppoo kikiki” balita itu dengan polosnya memuji kecantikan Na Ra.
Gadis itu terdiam dan mengamati Jae Jae yang juga mengamatinya, ia tidak berjengit ngeri lagi saat skin ship dengan balita itu, justru ada gelanyar kehangatan yang ia rasakan disana.

“I think Fan Fan is right, children aren’t that bad” gadis itu berbicara dalam bahasa inggrisnya seperti biasa dan disambut dengan wajah polos Jae Jae yang tidak mengerti.

**
Na Ra Wu mengajak Jae Jae berjalan-jalan di sekitar kompleks perumahan mereka, karena sedang musim dingin maka tidak banyak yang berlalu lalang disana.
Pemandangan alam yang hijau dengan banyak pepohonan membuat suasana perumahan itu sangatlah nyaman untuk berjalan-jalan sekalipun musim dingin sedang menyelimuti Seoul, setidaknya itu bagi Na Ra karena dia tidak begitu menyukai musim panas yang akan membuatnya kegerahan.

Tangan mungil Jae Jae menggenggam erat tangan Na Ra, membuat gadis itu berkali-kali memejamkan matanya. Tapi, ia tidak punya pilihan lain karena jika ia melepaskan genggaman tangan Jae Jae balita itu bisa hilang entah kemana karena tingkah hiper aktifnya.
Dan hal ini terasa aneh bagi Na Ra karena biasanya tangan besar Yifan yang menggenggam tangannya, memeluknya protektif sembari berjalan.

B1VWX7hCMAAswY3

Omo.. Ya Tuhan anakmu lucu sekali Nyonya siapa namanya?” Seorang wanita paruh baya yang kebetulan lewat menghampiri mereka.

“Errr namanya cutie Jae, eummmm .. Maksudku Kim Young Jae”

“Jeeee Jaeeee kikiki” Jae Jae berusaha menyebutkan namanya dengan baik.

Omo Ya Tuhan dia benar-benar lucu, kau sangat beruntung Nyonya. Pasti kau dan suamimu begitu senang memilikinya” wanita itu masih dengan gemas menepuk-nepuk pipi tembam Jae Jae membuat balita itu tidak nyaman dan berbalik memeluk kedua kaki Na Ra.

Omo kenapa dia? Ah kau tahu sekali jika ibumu jauh lebih cantik dariku, baiklah aku permisi dulu. Selamat tinggal Nyonya” wanita itu pergi sambil menggerutu membuat Na Ra heran, sementara Jae Jae masih terus memeluk kaki Na Ra.

“Cutie Jae kau kenapa?”
Jae Jae hanya mendongakkan kepalanya dan semakin erat memeluk Na Ra, detik berikutnya balita itu merentangkan kedua tangannya, meminta Na Ra untuk menggendongnya.

“Kau lelah? Tapi auntie..”

“Hmmmppp..hiks hiks” aura wajah Jae Jae berubah gelap, menunjukkan bahwa ia akan menangis kapan saja.

Hey, baby don’t cry, kemari” entah keberanian darimana Na Ra menggendong Jae Jae.
Balita itu langsung tersenyum senang begitu ia sudah berada di gendongan Na Ra dan memeluk leher gadis itu erat.

“Ontieeee… Thalangheee kikikiki”

“Kau suka seperti ini hm?”
Jae Jae mengangguk dengan bersemangat.

“Bagaimana kalau seperti ini?” Na Ra memutar tubuhnya membuat semilir angin musim dingin menerpa wajah keduanya. Jae Jae tertawa senang saat Na Ra terus mengayun-ngayunkan tubuhnya seolah ia belum pernah merasakan pengalaman semacam itu.

“Wah cutie Jae, kau sangat bersemangat, jadi bisakah kita pulang? Udara sangat dingin tidak baik untuk kesehatanmu”
Na Ra akhirnya memutuskan untuk pulang setelah puas berkeliling bersama Jae Jae.
**
Dengan Jae Jae yang masih ada di gendongannya gadis itu bergegas memasuki rumahnya yang hangat.

“Brrrrrrr” Jae Jae memainkan bibirnya menandakan jika dia juga kedinginan.

“Kau kedinginan? Mau auntie buatkan sup hangat?”

“Cikin cikin cikin” Jae Jae menggerak-gerakkan tangannya seperti biasa saat mengungkapkan bahwa ia menginginkan ayam.

“Geshhhh.. Chicken mania. Baiklah tunggu disini auntie akan membuatkanmu sup ayam”
Na Ra menyalakan TV untuk Jae Jae sementara dia memasak.
15 menit kemudian sup ayam hangat buatannya sudah siap.
Gadis itu tersenyum melihat Jae Jae yang sedang begitu serius menonton sebuah tayangan kartun Marsha and The Bear. Sesekali balita itu ikut terpingkal-pingkal melihat kelucuan Marsha dan si beruang.

“Wah cutie Jae kau sangat suka Marsha ya??”

“Yehey yehey isisennnnn” Jae Jae melonjak-lonjak sambil menirukan kalimat dalam bahasa Rusia yang Marsha ucapkan, membuat Na Ra begitu gemas.

Kyeopta! Cha ~ sekarang makan supmu”
Jae Jae bergegas menghampiri mangkuk yang masih mengepul panas itu.

“Hey bersabarlah cutie Jae kau harus melepas pakaianmu dulu”
Dengan sigap Na Ra melepaskan pakaian kura-kura yang digunakan balita itu.
Setelah selesai Jae Jae dengan tidak sabaran menyendokkan nasi yang ada di sebelah sup ayam buatan Na Ra, membuat beberapa butir nasi menempel ke pipinya.

Aigoo..pelan-pelan Jae, dan rambutmu terlalu panjang. Tunggu sebentar”
Na Ra mengambil sebuah bando merah miliknya dan memakaikannya pada Jae Jae agar rambut balita itu tidak menganggu acara makannya.

taeoh9
“Kya.. Kau memang super imut”

“Ontieeee jjang kikiki” Jae Jae memuji Na Ra, memperlihatkan betapa ia menyukai gadis berdarah Prancis – Korea itu.
Saat Jae Jae tengah sibuk menikmati makanannya, bel rumah kediaman Wu berbunyi berkali-kali, seolah orang yang berada di luar sana tidak sabar untuk menunggu.
Begitu Na Ra membuka pintu sosok Eun Hee langsung memasuki rumahnya dan mencari keberadaan Jae Jae.

“Jae Jae, Kim Young Jae, kau dimana sayang?” dengan kebingungan dan langkah gedebukan Eun Hee menerobos masuk dan panik mencari Jae Jae. Na Ra dan Jongin hanya saling memandang mendapati tingkah berlebihan Eun Hee.

“Hey Mr. Kim apa istrimu terlalu banyak makan makanan laut di Hokkaido?”

“Sepertinya begitu Mrs. Wu” Jongin menjawab pasrah sembari mengekori Na Ra memasuki kediaman keluarga Wu.

Melihat ibunya yang super heboh mencarinya, Jae Jae sama sekali tidak berekasi, ia terus menyendokkan nasi dan ayam secara bergantian ke mulutnya.

“Kim Young Jae!” Eun Hee setengah memekik memanggil nama anaknya.

“Shhhh..maaa ~ ssshhh” Jae Jae meletakkan telunjuknya di depan bibir menyuruh ibunya berhenti berteriak dan mengganggu acara makannya.

“Jae Jae kau tidak merindukan eomma?”

Jae Jae hanya mengedikkan bahu dan menggigit besar-besar sebuah potongan ayam di depannya.

“Putra kalian sangat menyukai ayam”

“Eh Mrs. Wu maaf aku sudah tidak sopan menerobos masuk ke dalam rumahmu, aku khawatir Jae Jae akan menangis atau semacamnya tapi lihat dia bahkan tidak memperdulikanku karena ayam ckckck”

“Jae Jae hanya sedang menikmati makanannya sayang, tidak perlu berlebihan” Jongin yang entah salah makan atau semacamnya berubah bijak dan menenangkan Eun Hee.

“Ontiee laaaa..ontiee” Jae Jae mengetuk-ngetuk mangkuknya, mengatakan bahwa ia sudah selesai makan.

“Kau sudah selesai cutie Jae, kemari auntie bersihkan dulu”
Jongin dan Eun Hee hampir saja terjungkal jika mereka tidak saling berpegangan, mereka begitu shock dengan tingkah Na Ra. Gadis itu bahkan tidak gemetar atau berteriak saat kulitnya menyentuh kulit Jae Jae, sangat berbeda dengan Na Ra Wu yang sebelumnya.

“Jong, apa aku bermimpi?”

“Haruskah kita bercinta sekarang untuk membuktikan kau tidak sedang bermimpi? Kita bisa meminjam salah satu kamar milik Mr dan Mrs. Wu” Jongin berbisik dengan nada seduktif di telinga Eun Hee.

“Kim Jongin, chugollae?” Gadis itu geram dengan tingkah Jongin yang selalu saja berfikiran mesum.

“Aku kan hanya bercanda kenapa galak sekali?”

“Tidak lucu!”

“Maaaa.. Paa ~” Jae Jae berlari ke arah Jongin dan Eun Hee menginterupsi perdebatan konyol keduanya.

Hey what’s up uri adeul, apa kau senang disini?” Jongin mengangkat Jae Jae ke dalam gendongannya, balita itu tak henti-hentinya menciumi Jongin, menunjukkan ia benar-benar merindukan sosok ayahnya.

“Apa kau hanya merindukan appa huh?” Eun Hee mempoutkan bibirnya kesal.

“Maaaa~ kikikiki…” Jae Jae merentangkan tangannya ke arah Eun Hee membiarkan sosok ibu kandungnya memeluknya erat.

“Eiiiii.. Putra eomma memang yang terbaik!” Eun Hee berkata bangga seraya menciumi Jae Jae.

“Mrs. Wu terima kasih sudah menjaga Jae Jae, errr karena Cadillac Escalade baru keluar tahun depan apa tidak apa-apa jika aku membelikan kalian sebuah Sesto Elemento sebagai ucapan terima kasih?”

What? Sebuah Sesto Elemento karena sudah menjaga balita super imut seperti Jae Jae? Aku akan dengan senang hati menjaganya setiap hari” gadis itu tersenyum geli mendengar penuturan Jongin.

“Lalu apa yang harus aku berikan?” Jongin bertanya dengan polosnya.

“Bugatti Veyron” Na Ra menjawab enteng.

MWOYA??” Jongin berteriak kencang membuat Jae Jae spontan memukul ayahnya.

“Aku hanya bercanda Mr. Kim tidak perlu memberikan apapun, dan berikan Sesto Elemento pada Jae Jae saja ketika dia sudah besar nanti, aku yakin dia akan menyukainya”

“Mrs. Wu tolong jangan dengarkan perkataan bodoh suamiku, kami sungguh berterima kasih dan kami pamit dulu” Eun Hee memilih segera berpamitan pada Na Ra sebelum Jongin bertambah “gila”

No problem, hati-hati di jalan”
Gadis itu mengantarkan keluarga Kim hingga ke ambang pintu rumahnya dan melambaikan tangan sebagai ucapan perpisahan.

Jae Jae is really nice

**
Wu Yi Fan melangkahkan kakinya memasuki rumahnya yang bercat serba putih dengan dinding-dinding kaca itu. Dahinya mengernyit saat tak menemukan sosok istri tercintanya yang biasanya akan segera menyambutnya begitu ia pulang.
Ia meletakkan tas kerjanya dan melepas 2 kancing teratas kemejanya lalu beranjak ke lantai dua rumahnya, menuju sebuah ruangan yang terletak persis di samping kamar mereka.

Pria itu menatap sekilas pintu bercat coklat di depannya sebelum memutar knopnya.
Ruangan itu begitu gelap hanya ada seberkas cahaya berwarna kemerahan di sisi dalam ruangan itu.

Yifan tersenyum mendapati sosok yang sudah dirindukannya seharian ini, ia begitu mengenali sosok yang tengah berdiri membelakanginya itu.
Perlahan dokter muda sekaligus pengusaha keturunan Chinese Canadian itu berjalan mendekati sosok istrinya yang tengah sibuk mencetak foto hasil jepretannya. Gadis itu begitu berkonsentrasi sehingga tidak menyadari kehadiran Yifan.

“Oh my God” Na Ra terlonjak kaget saat kedua tangan kekar Yifan memeluk erat tubuhnya dari belakang. Ia bahkan bisa merasakan nafas hangat Yifan di punggungnya yang terbuka. Na Ra malam itu mengenakan sebuah atasan yang memamerkan punggungnya, membuat Yifan begitu betah berlama-lama memeluk istrinya.

“You home?” Na Ra membuka suara memecah keheningan diantara mereka.

“Kau sibuk sekali sampai tidak tahu aku pulang” Yifan menggerutu, berbicara dalam nada manja yang hanya ia tujukan pada istrinya.

Mian.. Aku sedang mencetak foto, jadi apa kau sudah makan?” Na Ra membalikkan posisi tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya di leher Yifan.

Pria itu justru menempelkan dahinya di dahi Na Ra. Gadis itu membelai pelan pipi suaminya, dan menatap lekat iris hitam yang selalu membuatnya jatuh cinta.

“Bagaimana harimu?” Tanyanya lagi.

I’m so tired babe” Yifan kini meletakkan kepalanya di bahu Na Ra.

Alright, sekarang kau harus segera mandi dan beristirahat. Aku akan menyiapkan air hangat untukmu” Na Ra merenggangkan pelukan Yifan dan bermaksud beranjak tapi Yifan justru semakin mengeratkan pelukannya.

Stay like this for a while” bisiknya.
Na Ra hanya mengangguk menanggapi permintaan Yifan, ia paham bahwa suaminya pasti sangat lelah.

“Jae Jae, apa dia sudah pulang?”

“Eoh.. Tadi Mr dan Mrs. Kim menjemputnya”

“Apa kau melewati hari yang menyenangkan dengannya?”

“Tentu saja Fan Fan. Dia balita yang amat lucu dan penurut. Kau tahu aku menggendongnya hari ini kyaaa ~” Na Ra begitu berbinar saat menceritakan harinya bersama Jae Jae.

Yifan melonggarkan pelukannya, menatap Na Ra dengan kening berkerut.
“Hei lihat, aku mencetak banyak foto Jae Jae dan Mr. Kim, lihat mereka benar-benar mirip” Na Ra mengambil beberapa lembar foto yang menunjukkan kemiripan Jae Jae dan Jongin.

taeoh6

“- aku tidak tahu jika mereka bisa begitu mirip, seperti sebuah foto copy”

“Kau suka Jae Jae?” Pertanyaan itu Yifan lontarkan karena ia benar-benar heran sekaligus bahagia.

“Tentu saja semua orang menyukainya mon chér (my dear)”

“So?” Tatapan Yifan berubah menjadi seduktif, diselingi dengan senyum miringnya yang seksi.

“So what?” Na Ra memalingkan wajahnya, berpura-pura tidak mengerti.

“I know you are smart enough Mrs. Wu”
Yifan mengeliminasi jarak di antara mereka dan mulai menciumi permukaan bibir istrinya. Ia menggigit-gigit pelan bibir gadis itu hingga terbuka, membuatnya dengan leluasa menelusupkan lidah hangatnya ke dalam mulut Na Ra.
Tangannya membelai punggung polos Na Ra membuat gadis itu mencengkram kuat rambut coklat Yifan, menginginkan lebih.
Iris coklat terang itu bertemu dengan iris hitam Yifan dan keduanya seperti berbicara dengan tatapan mata mereka.
Dengan sigap Yifan menggendong istrinya menuju kamar mereka, melanjutkan apa yang sudah mereka mulai di dark room tadi.

END

Note :
Hey Long time no see~
Kali ini saya pakai Na Ra Wu sebagai main cast karena ada beberapa yang penasaran kenapa Na Ra awalnya “agak” gak mau deketan sama Jae Jae hehehehe..
aku buat ini Long Shoot, semoga tidak bosan ya.
see you soon ^^