​”I never thought that I could love you this much. It scares me….. But then fall in love with you is not a bad thing. At all.”

Jo Eun Hee menatap Kim Jongin dari jarak beberapa meter. Setelah seminggu tak bertemu dengan pria tersebut dia berpikir bahwa saat akhirnya mereka bisa bertemu dia akan menghambur ke pelukan suaminya, memberikan ciuman panas dan…..bercinta, mungkin?

Tapi toh dia masih berdiri di tempatnya, tergugu. 

Jongin tampak tengah memakai kemejanya, berhenti beberapa saat untuk mengecek ponselnya. Pemandangan yang sungguh menyesakkan. Eun Hee lalu berjalan mendekat, yang sungguh disesalinya saat itu juga karena napasnya tercekat, kerongkongannya kering dan pita suaranya mendadak macet bekerja.

“Hi….” sapa Jongin, disertai senyum miring khasnya.

Eun Hee hanya mengangkat sebelah tangannya sebagai balasan. Padahal dia sudah menyiapkan sederet perkataan rindu untuk menggoda suaminya sendiri. Tapi dia gagal total, berdiri bak orang bodoh saat melihat ketampanan suaminya sendiri.

“Kau tidak ingin mendekat? Memelukku mungkin?” Jongin bertanya retoris. Dan tidak perlu mengulang pertanyaannya lagi, gadis itu mendekat, memeluk erat pria itu dengan pelukan yang begitu menyesakkan. Tubuh mereka begitu pas saat berpelukan, seolah memang yang satu tercipta untuk melengkapi yang lainnya. Dan dia cepat-cepat menghapus pikiran bahwa dia tidak bisa mencintai Kim Jongin lebih banyak lagi.

Notes :

Hi…time no see.. Maaf cuma bisa bawa drabble ini. Laptop saya sedang rusak plus saya sendiri sedang recovery setelah operasi. Harap maklum πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

See you soon, Xingxi.

Have a nice day,